tipis

Thursday, March 29, 2018

SUNNAH-SUNNAH WUDHU, melebihkan basuhan wajah, tangan dan kaki

Di hari kiamat nanti ketika semua makhluk telah dibangkitkan dari kubur-kubur mereka, setelahnya mereka akan dikumpulkan ditempat yang disebut dengan padang mahsyar.

Masing-masing umat akan kembali kepada Nabi dan Rasul mereka disaat itu. Kembali kepada para Nabi dan Rasul untuk mendapatkan syafaat dari mereka. Tidak juga ketinggalan Rasulullah dan umat beliau. 

Tapi bagaimana Rasulullah mengenal umatnya dari sekian makhluk yang begitu sangat banyak??

Apakah ada tanda di diri umat beliau yang membuat beliau mengenal mereka?
Jawabannya tentu ada..

Jika kita memiliki tanda itu maka beliau akan mengenal kita dan jika tidak maka tentu sebaliknya, beliau tidak akan mengenal kita dan dampaknya yang sangat mengerikan setelah itu adalah kita tidak berpeluang mendapat syafaatnya yang sangat di harapkan.

Seorang yang mukanya hitam legam disana, bagaimana Rasulullah akan mengenalnya..!??

Jangankan beliau jangan-jangan keluarganyapun tidak akan mengenalnya. Dari itu didalam doa wudhu kita diajarkan membaca doa ini:

اللهم بيض وجهي بنورك كما تبيض وجوه اولياءك

“Ya Allah putihkan wajahku dengan cahayaMu sebagaimana menjadi putih wajah-wajah para kekasihMu”

Dibaca ketika membasuh wajah.

Jika wajah seseorang putih bersih disana, masih ada tanda lainnya yang diperlukan agar dikenal Rasulullah dihari kiamat.

Apa tanda itu..??

Tanda itulah yang disebut dengan ghurroh dan tahjiil.
Apa itu maknanya...?
Jika diitinjau dari segi bahasa maka ghurroh berarti warna putih yang ada dikepala bagian depan seekor kuda dari seluruh tubuhnya yang berwarna hitam. Yakni ketika ada kuda berwarna hitam semua tubuhnya lalu hanya bagian depan kepalanya atau ubun-ubunnya berwarna putih maka warna putih itulah yang disebut dengan ghurroh dan jika warna putih itu berada di kaki-kakinya maka itulah yang disebut dengan tahjiil.

Didalam hadits shohih riwayat imam bukhori muslim disebutkan:

ان امتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من اثار الوضوء فمن استطاع منكم ان يطيل غرته فليفعل

“Sungguh umatku dipanggil dihari kiamat putih wajah dan kedua tangan dan kakinya dari bekas wudhu maka siapa yang mampu diantara kalian melebihkan basuhan ghurrohnya maka hendaklah ia lakukan”

Dan didalam hadits Muslim disebutkan:

انتم الغر المحجلون يوم القيامة بإسباغ الوضوء فمن استطاع منكم فليطل غرته وتحجيله

“Wajah, tangan dan kaki kalian akan putih dihari kiamat dengan sebab menyempurnakan wudhu maka siapa mampu diantara kalian maka hendaklah ia melebihkan basuhan wajah dan kedua tangan dan kakinya”

Dari kedua hadits tersebut disunnahkan kita melebihkan sedikit basuhan diwajah disemua sudutnya dan melebihkan sedikit basuhan dikedua tangan serta kedua kakinya. Dengan melebihkan sedikit basuhan dari basuhan yang diwajibkan maka didapat kesunnahannya.

Adapun jika ingin mendapatkan sunnah yg lebih sempurna maka dibasuh wajahnya serta bagian depan kepalanya dan kedua sisi lehernya. Dan untuk kedua tangan dan kaki dibasuh kedua tangannya sampai dengan seluruh kedua lengan atasnya dan dibasuh kedua kakinya dan seluruh kedua betisnya.

Menjadi penting sunnah ini untuk dilakukan disetiap wudhu karena ia akan menjadi tanda untuk Rasulullah SAW mengenal umatnya dihari kiamat. 

Dari itu ulama mengatakan seperti yang disebutkan oleh syekh asy syarbini alkhotib dalam kitabnya mughnil muhtaj syarhul minhaaj bahwa hal ini menjadi keistimewaan yang hanya dimiliki umat ini dan tidak dimiliki oleh umat selainnya.

Berkata imam Qostholani dalam kitabnya irsyadus saari syarah shohih bukhori bahwa tanda-tanda di wajah dan kedua tangan dan kaki tersebut ada sewaktu mereka berada di padang mahsyar sampai di telaga Rasulullah lalu hilang tanda itu ketika mereka masuk kedalam surga.

Tuesday, March 27, 2018

SUNNAH-SUNNAH WUDHU, membaca doa ketika mencuci atau membasuh anggota wudhu

Diantara yang diperdebatkan ulama syafi’iyyah adalah doa-doa yang dibaca ketika kita mencuci atau membasuh anggota wudhu yang wajib atau yang sunnah.

Kami masukkan doa-doa tersebut dalam artikel ini kedalam sunnah-sunnah wudhu karena menurut pendapat syekh asy syihab arromli dan putranya yaitu asy syams arromli atau yang lebih dikenal dengan Muhammad bin Ahmad Arromli adalah sunnah dan bahkan difatwakan oleh beliau yakni sang ayah, begitu juga pendapat syekh syarbini alkhotib yang mengatakan sunnah hukum doa-doa tersebut dibaca ketika berwudhu.

Adapun perkataan imam Nawawi Addimasyqi di beberapa kitabnya bahwa doa-doa tersebut لا اصل له (tidak ada dasarnya) maka ulama mengatakan maksudnya tidak ada dasarnya berupa hadits shohih atau hasan, adapun hadits yang bermartabat dhoif atau lemah maka telah diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya, dan hadist dhoif boleh diamalkan didalam fadhoil amal.

Terlebih lagi kita mendengar adanya hadits yang mengatakan bahwa “adalah Rasulullah SAW selalu berdoa disetiap keadaannya” tentu diantara yang paling pantas dibaca doa adalah ketika berwudhu.

Doa-doa tersebut yang disebutkan oleh imam Ghozali dalam kitab bidayatul hidayahnya adalah sebagai berikut:
  • Doa ketika mencuci kedua telapak tangan 
اللهم اني اسألك اليمنى والبركة واعوذ بك من الشؤم والهلكة
(Allahumma inniy as-alukal yumnaa wal barokah wa a’uudzubika minasy syu’mi wal halalah)
  • Doa ketika berkumur-kumur
اللهم اعني على تلاوة كتابك وكثرة الذكر لك وثبتني بالقول الثابت في الحياة الدنيا والاخرة
(Allahumma a’inniy ‘alaa tilaawati kitabik wa katsrotidz dzikri laka wa tsabbitniy bil qoulits tsaabit fil hayaatid dunyaa wal akhiroh)
  • Doa ketika memasukkan air kehidung
اللهم ارحني رائحة الجنة وانت عني راض
(Allahumma arihniy rooihatal jannah wa anta ‘anniy roodh)
  • Doa ketika mengeluarkan air dari hidung
اللهم اني اعوذ بك من روائح النار وسوء الدار
(Allahumma inniy a’uudzu bika min rowaaihin naar wa suuid daar)
  • Doa ketika mencuci wajah
اللهم بيض وجهي بنورك يوم تبيض وجوه اولياءك ولا تسود وجهي بظلماتك يوم تسود وجوه اعداءك
(Allahumma bayyidh wajhiy binuurik yauma tabyadhdhu wujuuh awliyaaik walaa tusawwid wajhiy yauma taswaddu wujuuh a’adaaik)
  • Doa ketika mencuci tangan kanan
اللهم اعطني كتابي بيميني وحاسبني حسابا يسيرا
(Allahumma’ thiniy kitaabiy biyamiiniy wa haasibniy hisaabay yasiiroo)
  • Doa ketika mencuci tangan kiri
اللهم اني اعوذ بك ان تعطيني كتابي بشمالي او من وراء ظهري
(Allahumma inniy i’uudzu bika an tu’thiyanii kitaabiy bisyimaaliy aw min warooi zhohriy)
  • Doa ketika membasuh kepala/rambut kepala
اللهم غشني برحمتك وانزل علي من بركاتك واظلني تحت ظل عرشك يوم لا ظل الا ظلك
(Allahumma ghosysyinii birohmatik wa anzil ‘alayya min barookaatik wa azhillanii tahta zholli ‘arsyik yauma laa zhilla illaa zhillik)
اللهم حرم شعري وبشري على المار
(Allahumma harrim sya’riy wa basyariy ‘alan naar)
  • Doa ketika membasuh kedua telinga
اللهم اجعلني من الذين يستمعون القول فيتبعون احسنه اللهم اسمعني منادي الجنة في الجنة مع الابرار
(Allahummaj ‘alniy minal ladziina yastami’uunal qoula fayat tabi’uuna ahsanah allahumma asmi’niy munaadiyal jannah fil jannah ma’al abroor)
  • Doa ketika membasuh leher
اللهم فك رقبتي من النار و اعوذ بك من السلاسل و الاغلال
(Allahumma fukka roqobatiy minan naar wa a’uudzu bika minas salaail wal aghlaal)
  • Doa ketika mencuci kaki kanan
اللهم ثبت قدمي على صراطك المستقيم مع اقدام عبادك الصالحين
(Allahumma tsabbit qodamayya ‘alaa shoroothikal mustaqiim ma’a ibaadikash shoolihiin)
  • Doa ketika mencuci kaki kiri
اللهم اني اعوذ بك ان تزل قدمي على الصراط من النار يوم تزل اقدام المنافقين والمشركين
(Allahumma inniy a’uudzu bika an tazilla qodamayya ‘alaash shorooti minan naar yauma tazillu aqdaamul munaafqiin wal musyrikiin)


Tuesday, March 20, 2018

SUNNAH-SUNNAH WUDHU, bersiwak

Ia hanyalah sebuah batang kayu yang diambil dari pohon yang dinamakan pohon ‘arok, tapi ketika ia digunakan oleh Rasulullah SAW maka derajatnya naik dan para sholihin banyak menggunakannya disetiap zaman, tidaklah dijumpai orang sholih melainkan dikantung baju mereka atau bahkan diselipan telinga mereka didapatkan kayu ‘arok ini.

Bahkan para sahabat pernah mendapatkan kemenangan dalam peperangan melawan para kuffar sebab perantara kayu siwak ini.
Dimana mata-mata mereka lari ketakukan dan segera mengabarkan kepada pasukannya bahwa barisan sahabat Nabi sudah menjadi buas dan siap untuk melumat mereka hidup-hidup hanya karena mata-mata mereka melihat para sahabat menggunakan siwak yg digosokkan digigi mereka ketika para sahabat berpandangan bahwa karena siwak tidak didapatkan disebagian mereka maka kemenangan dari Allah teetunda sehingga mereka bergegas mencari siwak dan menggunakannya lalu disaat itulah mata-mata pihak kuffar musyrikin melihat mereka menggosok-gosokkan gigi mereka dengan kayu siwak ini yg disangka oleh para kuffar musyrikin bahwa para sahabat Nabi sedang menajamkan gigi-gigi mereka.

Sewaktu wudhu bersiwak merupakan satu hal yang disunnahkan dan ulama berbeda pendapat kapan bersiwak ini dilakukan dalam wudhu.

Menurut syekh Muhammad Arromli waktu bersiwak adalah sebelum mencuci kedua telapak tangan sedangkan menurut syekh Ibnu Hajar sebelum berkumur setelah mencuci kedua telapak tangan.

Dampak dari kedua pandangan yg berbeda ini yaitu menurut syekh romli perlunya berniat ketika bersiwak sebelum mencuci kedua telapak tangan karena bersiwak dipandang sunnah yang ada diluar wudhu.

Sedangkan Syekh Ibnu Hajar mengatakan tidak lerlu niat karena sudah cukup dengan niat sunnah wudhu yg diniatkan ketika mencuci kedua telapak tangan.

Walaupun lebih afdhol ketika bersiwak menggunakan kayu ‘arok tapi sudah mendapatkan kesunnahannya ketika seseorang bersiwak dengan ujung lengan bajunya misalnya, atau dengan sapu tangannya atau lainnya.

Cara bersiwak
Ulama menyebutkan bahwa bersiwak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara tapi cara yang paling afdhol adalah sebagai berikut:
Dimulai dari bagian kanan mulut atas lalu kebawah menuju tengah mulut kemudian kebagian kiri atas mulut lalu kebawah menuju tengah mulut membentuk seperti angka delapan lalu diakhiri dengan menggosokkan siwaknya dengan lembut kelidahnya dan langit-langit mulutnya.

Cara memegang siwak
Disunnahkan memegang kayu siwak dengan cara berikut:
Dipegang dengan tangan kanan, jari kelingking diletakkan dibawah ujung kayu siwak dan jari manis tengah dan telunjuknya diatasnya sedangkan jempolnya dibawah kayu siwak bagian depan.
Tidak dianjurkan memegang siwak dengan cara menggenggamnya.

Untuk pembahasan lebih lengkap seputar siwak akan kami tulis secara khusus dimasa datang insya Allah.

Tuesday, March 13, 2018

SUNNAH-SUNNAH WUDHU, menyela-nyela jari tangan dan kaki

Satu lagi diantara sunnah wudhu yang begitu banyak ada dalam wudhu yaitu mentakhlil atau menyela-nyela jari tangan dan kaki.

Disunahkan hal ini ketika berwudhu berdasarkan hadits yang datang dari Nabi SAW yang diriwayatkan oleh imam Tirmidzi dari sayyidina Abdullah bin Abbas RA:

ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: اذا توضأت....فخلل اصابع يديك و رجليك

“Bahwa Nabi SAW bersabda: jika kau berwudhu...maka sela-selalah antara jari-jari kedua tanganmu dan kedua kakimu”

Juga diriwayatkan oleh imam Tirmidzi dan beliau menshohihkannya dari sayyidina Laqiith bin shobroh bahwa Rasul bersabda:

اسبغ الوضوء وخلل بين الاصابع وبالغ في الاستنشاق الا ان تكون صائما

“Sempurnakanlah wudhu, dan sela-selalah diantara jari jemari dan hiruplah air kedalam hidung dg kuat kecuali jika kau sedang puasa”

Imam Daruquthni juga meriwayatkan dari sayyidatina Aisyah didalam kitab sunan beliau bahwa Rasul bersabda:

خللوا بين اصابعكم لا يخلل الله بينها النار

“Sela-selalah diantara jari-jari kalian niscaya Allah tidak menyelanya diantara jari-jari itu dg api”

Cara menyela-nyela jari
Dengan cara bagaimanapun dalam menyela jari maka pahala sunnah sudah didapat tapi jika ingin mendapatkan cara paling afdhol dan paling sempurna beginilah caranya:
• cara menyela tangan yg paling afdhol yaitu dengan tasybik dg menggunakan cara tasybik yang mana saja tapi yang paling afdholnya adalah dengan meletakkan telapak tangan kiri diatas punggung tangan kanan lalu menyela-nyela jarinya, jika sudah selesai maka lakukan untuk tangan kiri sebaliknya yaitu meletakkan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri lalu menyela-nyelanya.

• cara menyela jari kaki yang paling afdhol adalah dengan menggunakan jari kelingking tangan kiri, dengan menyelanya dari arah bawah kaki dimulai dari kelingking kaki kanan dan diakhiri dengan kelingking kaki kiri.

Disunnahkan hukumnya menyela-nyela jari tangan dan kaki ini jika air dapat sampai ke sela-sela jari tanpa disela-sela. Adapun jika jari-jarinya menempel karena lengket atau semacamnya sehingga air tidak dapat sampai kesela-sela jari maka wajib hukumnya menyela-nyela jari ketika itu.

Tapi jika jari-jarinya diciptakan menempel daging/kulitnya satu sama lain maka tidak wajib melepaskan dan memisahkan jari-jari yang menempel dagingnya tersebut.

Adapun dalil menyela jari-jari tangan dan kaki dengan kelingking adalah Hadits Yang diriwayatkan Imam Abu Daud, Tirmadzi, Ibnu Majah dari Mustaurad bin syadad, beliau berkata:

رأيت رسول الله اذا توضأ...يدلك اصابع رجليه بخنصره

“Aku melihat Rasulullah saw jika beliau berwudhu...mengurut jari-jari kedua kakinya dengan kelingkingnya”