Thursday, August 24, 2017

Wudhu...hikmah dan fadhilahnya

Setelah beberapa artikel yang lalu kita telah membahas seputar permasalahan air maka tiba saatnya kita membahas permasalahan wudhu.

Wudhu diwajibkan seiring dengan diwajibkannya sholat 5 waktu yaitu dimalam isra mi'raj, walaupun wudhu telah disyariatkan sebelumnya karena diriwayatkan bahwa sayyiduna Jibril telah mengajarkan Rasulullah diawal-awal beliau diutus sebagai Nabi dan Rasul lalu beliau sholat 2 rakaat dg wudhu tersebut.

Wudhu termasuk syariat yg sudah ada sejak lama. Hal itu dapat diketahui dari hadits Rasulullah SAW beliau bersabda:
هذا وضوئي و وضوء أنبياء من قبلي
"Ini adalah wudhuku dan wudhu para Nabi sebelumku" (riwayat Imam Thobroni dlm kitab Al-awsath)
tapi yg menjadi keistimewaan umat Nabi Muhamaah SAW adalah tata cara wudhu yg ada saat ini walaupun sebagian ulama berpendapat bahwa alghurroh (melebihkan basuhan ketika membasuh kepala) dan tahjiil (melebihkan basuhan ketika membasuh tangan dan kaki) itulah yg menjadi keistimewaan umat ini. Diambil pendapat ini dari hadits shohih riwayat imam Muslim dari Abu Hurairah RA, Nabi bersabda:
انتم الغر المحجلون من اثار الوضوء فمن استطاع منكم ان يطيل غرته فليفعل
"Kalian akan bercahaya kepala dan tangan serta kaki kalian dari sebab bekasan wudhu maka siapa diantara kalian mampu melebihkan basuhan kepalanya maka hendaklah ia lakukan"

Hikmah membasuh anggota wudhu

Yg wajib dibasuh dalam berwudhu hanyalah empat anggota wudhu seperti yg tersebut didalam surat almaidah:6
ياايها الذين امنوا اذا قمتم الى الصلاة فاغسلوا وجوهكم وايديكم الى المرافق وامسحوا برؤوسكم وارجلكم الى الكعبين...
"Wahai orang-orang yg beriman jika kalian hendak mengerjakan sholat maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalmu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki..."

Apa yg menjadi hikmah hanya empat anggota wudhu tersebut yg dibasuh dan disapu?
Ulama mencoba menjawab pertanyaan ini lalu sebagian mereka berpendapat karena anggota-anggota bandan tsb adalah tempat diperbuatnya disa dan kesalahan, dan yg lain berpendapat bahwa Nabi Adam ketika berjalan menuju pohon khuldi yg dilarang oleh Allah untuk dimakam buahnya, beliau berjalan menggunakan kedua kakinya dan melihat kearahnya dengan kedua matanya dan mengambil buahnya dengan kedua tangannya dan menyentuh daun-daunya dengan kepalanya.
Diriwayatkan dari sayyidina Abdullah bin Abbas RA bahwa beliau berkata: 
Disyariatkannya istinja untuk menggauli bidadari di surga, disyariatkan mencuci kedua telapak tangan untuk makan hidangan-hidangan disurga, berkumur-kumur untuk berbicara dengan Allah SWT, membersihkan hidung untuk mencium aroma wangi surga, mencuci muka untuk melihat Allah SWT, mencuci kedua tangan sampai dengan siku untuk mengenakan gelang-gelang surga, mebasuh kepala untuk memakai mahkota surga, membasuh kedua telinga untuk mendengar ucapan Allah SWT, dan mencuci kedua kaki untuk berjalan di surga.

Keutamaan dan fadhilah wudhu

Banyaj sekali hadits-hadits yg menjelaskan keutamaan dan fadhilah wudhu, kami akan sebutkan di sini beberapa hadits diantaranya:

1. Mengampuni dosa yg terdahulu dan yg akan datang, tentunya ketika wudhu dilakukan dengan sempurna dijalankan sunnah-sunnah dan adab-adabnya. Disebutkan didalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Albazzaar dan berkata Alhaitsami dalam kitabnya majma' azzawaaid para perawinya tsiqoh dan haditsnya hasan:

عن حمران قال: «دعا عثمان بوضوء وهو يريد الخروج إلى الصلاة في ليلة باردة، فجئته بماء، فغسل وجهه ويديه فقلت: حسبك، والليلة شديدة البرد، فقال: سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: " لا يسبغ عبد الوضوء إلا غفر الله له ما تقدم من ذنبه وما تأخر» ".

رواه البزار، ورجاله موثقون، والحديث حسن - إن شاء الله -.

"Dari Hamran ia berkata: sayyidina Ustman minta dibawakan air wudhu beliau ingin keluar menuju sholat dimalam yg dingin maka akupun membawakannya air, lalu beliau cuci wajahnya dan kedua tangannya (berwudhu) lalu aku berkata: "cukuplah malam ini sangatlah dingin" beliaupun berkata: "aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: tidaklah seorang hamba menyempurnakan wudhunya melainkan Allah ampuni disanya yg terdahulu dan yg akan terkemudian".

2. Menggugurkan dosa-dosa yg dilakukan oleh anggota wudhu ketika terkena air wudhu. 

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Albazzar dr sayyidina Ustman RA, berkata Alhaitsami dlm kitabnya majma' azzawaaid bahwa para perawinya adalah perawi shohih

 «وعن عثمان أنه دعا بوضوء، فمضمض واستنشق، وغسل وجهه ثلاثا، وذراعيه ثلاثا، ومسح برأسه، وطهر قدميه، ثم ضحك، قال: ألا تسألوني ما أضحكني؟ قلنا: ما أضحكك يا أمير المؤمنين؟ قال: ضحكت أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - دعا بوضوء قريبا من هذا المكان، فتوضأ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - كما توضأت، ثم ضحك كما ضحكت، ثم قال: " ألا تسألوني ما أضحكني؟ " قلنا: ما أضحكك يا نبي الله؟ قال: " أضحكني أن العبد إذا توضأ، فغسل وجهه - حط الله عنه كل خطيئة أصاب بوجهه، فإذا غسل ذراعيه كان كذلك، فإذا مسح رأسه كان كذلك، فإذا طهر قدميه كان كذلك» ".

رواه البزار، ورجاله رجال الصحيح، وهو في الصحيح باختصار.


"Dari sayyidina Utsman bahwa beliau minta didatangkan air wudhu lalu beliau berkumur-kumur, memasukkan air kehidung, mencuci wajah 3x, kedua tangannya 3x, membasuh kepala, mencuci kedua kaki lalu beliau tertawa, beliau berkata: "tidakkah kalian tanya aku kenapa aku ketawa?", kamipun bertanya: "kenapa tuan bertanya wahai amirul mu'minin?", aku tertawa karena Rasulullah SAW pernah minta didatangkan air wudhu dekat dari tempat ini lalu Rasul berwudhu seperti wudhuku lalu Rasul tertawa seperti aku tertawa lalu Rasul berkata: "tidakkah kalian tanya kenapa aku tertawa?", kami bertanya: kenapa tuan tertawa wahai Rasulullah?" Beliau berkata: yg membuatku tertawa bahwa seorang hamba jika ia berwudhu lalu ia cuci wajahnya, Allah hapus setiap dosa yg dilakukan oleh wajahnya, jika ia cuci kedua tangannya juga sepeeti itu, jika ia basuh kepalanya juga seperti itu, jika ia cuci kedua kakinya juga seperti itu".

Berkata imam Almunawi: "yg dimaksud dengan dosa-dosa kepala adalah seperti memikirkan sesuatu yg haram, menggerakkan kepala untuk mengejek seorang muslim atau merendahkannya, membiarkan yg bukan mahramnya menyentuh kepalanya, berlaku sombong dengan rambutnya, dg imamahnya dan mengurai ujung imamahnya karena sombong"

Keutamaan menjaga wudhu

Selain keutamaan berwudhu, syariat juga memberikan kepada orang yg menjaga wudhunya keutamaan dan fadhilah yg sangat besar. Diantara keutamaan dan fadhilahnya yg tersebutkan adalah sebagai berikut:

- Wafat dalam keadaan syahid.
Seseorang yg selalu menjaga wudhunya ketika ia wafat dan ia dalam keadaan suci maka ditulis wafat dalam keadaan syahid.
Tersebutkan fadhilah ini didalam hadits riwayat imam Baihaqi dalam kitabnya syu'abul iman dari sayyidina Anas RA:

قال النبي صلى الله عليه وسلم: يا بني ان استطعت ان تكون ابدا على وضوء فافعل فان ملك الموت اذا قبض روح العبد على وضوء كتب له شهادة

Bersabda Nabi SAW: "wahai anakku, jika kau mampu selalu dalam keadaan berwudhu maka lakukanlah sungguh malaikat maut jika mengambil ruh seseorang sedang dalam keadaan berwudhu maka ditulis baginya pahala syahid"

- para ulama 'arifin menyebutkan beberapa hal yg diberikan untuk orang yg selalu menjaga wudhunya sebagai berikut:
• malaikat selalu ingin mendampinginya
• Alqolam terus menulis pahala untuknya
• anggota tunuhnya selalu bertasbih
• tidak akan luput darinya takbirotul ihram dengan imam
• jika ia tidur maka Allah akan mengutus malaikat yg menjaganya dari kejahatan manusia dan jin
• Allah akan mudahkan baginya sakaratul maut
• selalu dalam lindungan Allah selama ia menjaga wudhunya.

No comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung dan membaca blog kami, kami sangat senang jika anda meninggalkan komentar.